Jumat, 18 Juni 2010

Visi Seneby Corp. 2020

Visi Seneby Corp. 2020


(Pembuatan Celengan Kecil untuk Masa Depan Seneby yang Lebih baik)

Tahap I
(2010-2012)

2010

Semester Awal

Semester Akhir

2011

Semester Awal

Semester Akhir

2012

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap II
(2013-2014)

2013

Semester Awal

Semester Akhir

2014

Semester Awal

Semester Akhir


Tahap III
(2015-2016)

2015

Semester Awal

Semester Akhir

2016

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap IV
(2017-2018)

2017

Semester Awal

Semester Akhir

2018

Semester Awal

Semester Akhir

Tahap V
(2019-2020)

2019

Semester Awal

Semester Akhir

2020

Semester Awal

Semester Akhir

Seneby ICT Corp.


Analisis Strategi Perusahaan Apple

iMac, iPod, iTunes, dan iPhone sungguh merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan.



Dalam lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes.
Pada 2007 versi majalah Fortune, Apple Computer, Inc. menempati peringkat kelima perusahaan yang dikagumi dunia, bahkan peringkat nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia berdasarkan survei ekstensif kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia yang dilakukan oleh majalah Business Week adalah Apple.

Terdapat duabelas pelajaran manajemen yang dikategorikan dalam empat hal: membuat produk sebagai raja, membuat pelanggan sebagai raja, menerjang pola yang ada dalam pemasaran, dan memperbaiki pimpinan dan rencana kerja. Salah satu contoh adalah tentang bagaimana Steve Jobs (salah satu pendiri Apple) memvisualisasikan visi nya ke dalam bentuk yang nyata dan bisa dimengerti semua karyawan dengan mudah.
Dalam pengembangan produk, tidak bisa kita pungkiri bahwa Apple sangat menomorsatukan hal ini.

Lihat saja iPod dengan desain yang elegan, mudah digunakan dengan menu sentral berbentuk seperti roda, dan pemilihan warna kemasan yang menarik.

Ini baru dari segi penampilan. Dalam hal perangkat, iPod didesain dengan teknologi hard drive secara teliti. Dalam hal perangkat lunakpun, setiap produk Apple selalu dikembangkan dengan prinsip berimbang menggabungkan konsistensi dan kontinuitas. Setiap aplikasi yang dikembangkan selalu konsisten sehingga tidak ada masalah dalam perkembangan versi selanjutnya. Fitur yang telah adapun disempurnakan dengan menggunakan asas kontinuitas sehingga pengguna bisa merasakan manfaatnya secara berkesinambungan.

Apple selalu menekankan pada bagaimana menciptakan kebutuhan bagi pelanggan melalui inovasi. Hal ini diawali dengan visualisasi dari visi secara gamblang. Ambil contoh misalnya saat Steeve Jobs memimpin rapat. Ia membuka tas plastik yang dibawanya, menuangkannya ke atas meja dan ternyata merupakan tiruan (mock-up) yang berbentuk seperti buku agenda yang terbelah dua. Belahan pertama adalah keyboard sedangakan belahan kedua adalah layar LCD.

Dengan jelas Steve mengatakan bahwa Apple harus bisa membuat komputer dengan bentuk seperti buku agenda. Maka lahirlah PowerBook yaitu sebuah notebook dengan trackball di keyboard nya. Kepiawaian Steve Jobs dalam membumikan visi ini perlu mendapatkan acungan jempol.
Strategi pemasaran yang dilakukan Apple juga sangat praktis. Belajar dari Harley Davidson, Apple memasarkan produknya melalui komunitas. Dengan adanya komunitas seperti MUG (Macintosh Users Group) maka masalah teknis bisa diselesaikan oleh komunitas pengguna dan sekaligus bertindak sebagai corong Apple dalam menyebarkan hal-hal positif mengenai Apple. Strtaegi ini jitu dan efektif bila disertai dengan produk yang handal.
Dalam hal kepemimpinan., Apple telah berkali-kali mengalami perubahan CEO. Bahkan Steve Jobs, meskipun pada awalnya adalah pendiri, pernah juga dikeluarkan dari Apple.. Setiap CEO memiliki visi dan gaya yang berbeda. Cara melihat gaya masing-masing adalah, salah satunya, dalam pengalokasian anggaran untuk penelitian dan pengembangan (litbang). Karena ini adalah bisnis berbasis teknologi, peran litbang sangat vital dalam mendukung pelaksanaan inovasi yang dikembangkan.
Duabelas pelajaran manajemen yang ada pada perusahaan Apple Computer Inc. adalah sebagai berikut:

1. Toko Khusus Apple

Sebelum ada “Apple Store”, seringkali distributor produk-produk Apple tidak memiliki staf yang menguasai pengetahuan produk secara lengkap, sehingga kelebihan-kelebihan Apple tidak tersampaikan kepada calon konsumen. Untuk itu, keberadaan Apple Store sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Apple Store telah menjadi sebuah pusat pelayanan Apple yang sangat ramah dan menyenangkan, di mana konsumen bisa mendalami teknologi-teknologi yang ditawarkan oleh Apple dan bertemu dengan sesama penggemar Apple lainnya.

2. Solusi Penuh

Produk dan aksesoris Apple saling melengkapi satu sama lain. Pengguna iPod bisa mendownload dan memasukkan musik melalui program iTunes. Selain itu, Apple juga melengkapi Mac dengan hardware dan software buatan sendiri yang lengkap, sehingga para pengguna tidak perlu pusing mencari program yang cocok.
3. Apakah Anda Seorang Mac?
Akui saja kalau merek “Apple” adalah sebuah merek yang “hip”, artinya bisa memberikan para penggunanya sebuah citra “muda, modern, dan cerdas”.
4. Produk yang Variatif
Banyak konsumen mungkin belum siap untuk menggunakan Mac. Namun, melalui produk-produk yang lebih murah seperti iPod, Apple berusaha mengenalkan dan mengakrabkan kecanggihan produk-produknya kepada para konsumen. Dengan demikian, Apple berusaha menciptakan keinginan dari para konsumen untuk kemudian menggunakan Mac.
5. Format yang Unik
Pengguna iPod tentu saja mengetahui kalau musiknya menggunakan format yang tidak umum, yaitu “.aac”. Hal ini bisa membuat para pengguna iPod malas untuk mengganti dengan pemutar MP3 lain dan justru ingin menggantinya dengan produk Apple yang lebih baru lagi. Terciptalah kesetiaan konsumen.

6. Sumber Makan untuk Media
Apple seringkali memberikan bocoran-bocoran gosip melalui internet, di mana hal tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para blogger untuk memberikan informasi baru. Hal ini biasanya menimbulkan rasa penasaran dari para konsumen.

7. Penjualan Pendidikan
Dengan menjual produk-produknya kepada sekolah-sekolah dan universitas, Apple mengubah konsep kelas menjadi ruang pameran. Hal ini membuat para murid yang menggunakan produk Apple menjadi sangat akrab dengan interface Apple dan bisa merasakan kinerja superiornya. Dengan cara seperti ini, Apple menciptakan pelanggan bahkan sebelum mereka tahu kalau mereka adalah pelanggan.
8. Produk yang Menjawab
Apple sangat memperhatikan keinginan konsumen, jadi produk-produknya merupakan hasil dari penelitian yang matang dan desain yang kuat. Hal inilah yang menjadi kunci kepuasan pelanggan.
9. Meng-outsourcing Hal yang Tidak Menyenangkan
Dalam kasus iPhone, siapa yang diprotes oleh konsumen karena iPhone tidak bebas untuk digunakan oleh segala operator? Apakah Apple? Jawabnya adalah AT&T. Apple tetap tenang di belakang layar sebagai penghasil produk bermutu dan AT&T adalah pihak pemberi jasa yang menyebalkan.
10. Konsisten
Semua produk Apple memiliki rancangan dasar yang sama. Jadi, semua pengguna produk Apple akan memiliki bayangan awal terhadap produk baru Apple yang akan luncur, sehingga memudahkan mereka untuk beradaptasi dan melakukan pembelian ulang.
11. Inovasi Baru
Walaupun rancangan dasarnya sama, tetapi tidak dengan portfolionya. Apple selalu menghadirkan inovasi baru bagi para konsumennya, dimulai dari saku, meja kerja, kantor, dan ruang keluarga.
12. Daya Tarik
Dari segi kemasan sampai kepada fitur produk, semuanya menimbulkan rasa kagum bagi para pemakainya.


Sumber:
http://ferry.adsnimation.com